Kiosem dan Segala Sesuatu yang Ada di Sekitarnya
Pada tanggal 1 Agustus 2020, Kiosem berdiri secara daring. Sembari
menunggu pemberitahuan dari Google Adsense, saya akan bercerita tentang Kiosem dan segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
Sinar mentari menyapa, beruntung di depan rumah ada pohon sawo kecik. Sinar mentari tidak bisa secara langsung menembus kaca jendela dimana saya biasanya bercerita. Pohon sawo kecik itu bak penangkal, selain itu juga banyak cerita ‘mistis’ yang berkembang tentang pohon yang biasanya ada di sekitar masjid atau keraton itu.
Pada pohon sawo kecik di depan rumah, terdapat burung berwarna hitam di dalam sangkar yang sedang bernanyi. Ia melompat-melompat dari satu titik ke titik yang lain, seenergik dan segirang apapun ia melompat, ia tetap berada di sangkar.
Cuitan burung hitam itu dan burung lain dan juga secangkir kopi kecil menemani proses pembuatan tulisan ini. Dari balik kaca jendela, terlihat bendera merah putih karena sekarang kita berada di bulan kemerdekaan Republik Indonesia. Bendera itu berkibar disapu angin.
Lingkungan sekitar terlihat dari balik kaca jendela yang menyatu dengan kamar biru. Sebelum kamar biru berubah menjadi kamar kuning, semoga kedalaman yang diwariskan oleh biru tetap lestari, khususnya dalam hal kedalaman ilmu. Dan sebentar lagi, berganti menjadi kuning, semoga kejayaan dan keceriaan senantiasa mengiringi, khususnya dalam hal menjalankan kiosem.
Tanggal 1 Agustus 2020 M bertepatan dengan tanggal 11 Dzulhijjah 1441 H, usaha indi bernama Kiosem telah lahir secara daring. Unek-unek untuk mendirikannya telah lama, namun untuk mendeklarasikan secara daring, baru terealisasi pada tanggal 1 Agustus 2020 lalu. Dalam bidang ekonomi dan kewirausahaan, hal itu tercantum di saban life plan yang pernah saya buat. Tahun 2017, saya memperoleh ilmu tentang life plan ketika ngansu kaweruh di Kota Pahlawan. Dan sekitar, awal tahun 2020, saya memperbaruinya lagi.
Berusaha seindi-indinya, dan membagikan hasil sesosialis-sosialisnya. Kalimat tersebut juga menjadi semangat lahirnya kiosem di dunia maya dan nyata. Kiosem secara harfiah berasal dari kata kios dan em. Untuk lebih jelas tentang apa itu kiosem, kawan-kawan bisa lihat di laman kiosembojonegoro. Bagi kakomers, yang merupakan akronim dari kawan kiosem lovers, bisa lihat apa saja yang ada di kiosem.id. dengan silaturahim daring di blog kiosem.
Untuk bulan-bulan ini, kiosem tampil dengan tampilan yang sederhana. Namun di balik kesederhanaan tampilan, terdapat upaya untuk melestarikan ajaran. Usaha ini, sedang dirintis. Ibarat anak kecil yang sedang belajar apa saja. Namun apa saja yang telah diperoleh, maka ada upaya untuk menyebarkannya. Entah dalam wujud tulisan, pembicaraan, dan lain sebagainya.
Ke depannya, apabila telah tumbuh dan berkembang, akan memberikan edukasi dan memberikan peluang kepada orang lain untuk menjadi mitra. Di masa revolusi industri 4.0, wirausaha sangat diperlukan, khususnya dalam hal pemanfaatan jaringan internet. Karena pada masa Revolusi Industri 4.0, kehidupan di dunia nyata ‘seakan-akan’ bergeser ke dunia maya, namun tidak sepenuhnya.
Di masa Revolusi Industri 4.0, jangan hanya bercita-cita menjadi abdi negara namun bekerja secara biasa-biasa saja. Padahal, di sana terdapat amanah dari rakyat. Dan abdi negara khususnya civil servant, digaji oleh rakyat dan seyogianya menjadi pelayan yang baik. Saya yakin dan percaya, apabila civil servant, menunaikan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan dengan hati, pasti akan melahirkan iklim birokrasi yang sehat dan nyaman. Tentu lebih memberikan krentek di hati apabila, bekerja diniati sebagai laku ibadah.
Dan bagi kawan-kawan seperti saya, yang sedang menekuni dunia pengacara alias pengangguran banyak acara, seyogianya tetap bisa dan jangan lupa untuk bersyukur dan berbahagia, hehehe. Dan juga untuk kawan-kawan yang berani memulai usaha secara indi semisal membuka warung kopi, atau usaha-usaha yang lain dan tidak menyimpang, hal tersebut amat sangat keren. Salam tiga jari (metal) untuk kalian.
Semangat kepahlawanan, daya juang, dan mengisi kemerdekaan juga menjadi semangat kiosem berdiri. Semoga kiosem bisa langgeng, berjalan dalam tempo selama-lamanya. Selain itu, kiosem juga terinspirasi dari ajaran gusjigang dari Raden Ja’far Shodiq/Sunan Kudus.
Selain itu juga, sebagai wujud aplikasi ilmu dan pengetahuan dari apa yang telah saya dapatkan. Baik dari guru, kawan-kawan, alam raya, dan lain sebagainya. Mengingat tempat kiosem berdiri di surga pojok kota di kabupaten yang konon sebagai lumbung pangan dan energi, kiosem akan menjual produk kreatif, buku-buku, majalah, jurnal (cetak), kaos, gordon, gantungan kunci, jasa desain, dan lain-lain. Dengan slogan sedia apa saja, kiosem siap mewarnai dinamika usaha kreatif di Indonesia dan dunia. Ingat kawan, kiosem lahir dari kamu, untuk kamu, dan untuk kita semua.